Hijaukan Bumi, Investasi Negeri

Vidyana Arsanti SSi MSc
Dosen Prodi Geografi
Universitas Amikom Yogyakarta
(Co-founder Forum Jogja Resik)
Kerap kali, isu lingkungan dan ekonomi ditempatkan pada kutub yang berlawanan. Namun, paradigma ini harus diubah. Menghijaukan bumi bukan hanya sebuah kawajiban moral, melainkan sebuah inovasi strategis yang menjamin stabilitas ekonomi dan kesejahteraan jangka panjang sebuah negara.
Setiap tanggal 28 November diperingati sebagai Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI). Momentum penting untuk menyadarkan kita betapa pentingnya peran pohon bagi kelangsungan hidup bumi ini. Menanam satu pohon berarti kita sedang berinvestasi pada masa depan yang lebih hijau, lebih sehat dan lebih berkelanjutan.Investasi dalam reforestasi dan agroforestri berarti kita mengamankan sumberdaya alam kritis.
Penghijauan membuka peluang pertumbuhan ekonomi hijau, ekowisata yang mengandalkan keindahan dan kealamian hutan, laut, dan pegunungan menjadi sektor potensial yang menghasilkan devisa dan menciptakan lapangan kerja lokal.

Lingkungan yang kita jaga meliputi udara, tanah dan air. Menjaga lingkungan tidak hanya dengan mengelola sampah, namun juga bisa dilakukan dengan cara menanam pohon.
Menanam pohon adalah salah satu tindakan pelestarian yang paling efektif dan dampaknya terasa pada semua aspek lingkungan (udara, tanah dan air). Kontribusi pohon sebagai filter udara raksasa melalui proses fotosintesis menyerap karbon dioksida (CO2) dan melepas oksigen (O2).
Daun pohon mampu menjebak partikel polutan halus seperti debu dan asap yang berbahaya bagi kesehatan paru-paru kita, maka semakin banyak pohon, semakin bersih dan sejuk udara disekitar kita.
Pohon membantu menekan laju pemanasan global dan perubahan iklim sebagai penyimpan karbon (carbon sink) yang efektif. Kontribusi pohon yang lain adalah akar pohon mengikat partikel-partikel tanah sehingga mencegah erosi dan tanah longsor, terutama di lereng bukit atau saat curah hujan tinggi.

Daun dan ranting pohon yang gugur membentuk lapisan humus di permukaan tanah sebagai pupuk alami yang kaya nutrisi meningkatkan kesuburan tanah. Pohon berfungsi seperti spons alami, menyerap dan menyimpan air hujan dalam jumlah besar, mencegah air langsung mengalir deras dan menyebabkan banjir.
Jaringan akar tersebut juga memastikan air meresap perlahan ke dalam tanah, mengisi kembali cadangan air tanah (akuifer) yang menjamin ketersediaan air bersih sebagai sumberdaya esensial bagi industri, pertanian, dan konsumsi rumah tangga.
Kontibusi pohon sebagai fungsi perlindungan pertama benteng alami terdepan melawan bencana, contohnya pohon bakau atau mangrove melindungi pesisir dari abrasi dan gelombang ekstrem.

Kedua habitat bagi jutaan spesies tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme, melindungi keanekaragaman hayati agar tidak punah. Menanam pohon adalah tindakan sederhana yang memiliki dampak yang besar dan juga jangka panjang. Kita tidak hanya menanam bibit pohon, namun juga memberikan harapan untuk masa depan bagi anak cucu kita.
Pada tanggal 23 November yang lalu, salah satu komunitas peduli lingkungan yang bernama Forum Jogja Resik menggandeng kaum muda melakukan aksi menanam di wilayah Tankaman Natural Park, Kaliurang, lereng Merapi.
Bersama 45 relawan mereka membawa 100 bibit pohon yang dibantu dari DLHK DIY, terdiri dari 30 batang bibit pohon Nangka, 30 batang bibit pohon Munggur dan 40 batang bibit pohon Sirsak.

Mereka melakukan aksi menanam dalam rangka memperingati Hari Menanam Pohon Indonesia sebagai bentuk kepedulian kaum muda-mudi terhadap lingkungan dan menumbuhkan rasa cinta lingkungan.
Semoga kegiatan menanam seperti ini dapat menginspirasi semua orang dan memberikan dampak positif bagi lingkungan. Mari kita “Hujaukan Bumi, Investasi Untuk Negeri, Salam Lestari!”.